Selasa, 19 Juni 2012

" SAMBUTAN KASIH "

MOTIVASI KITA DALAM BERTINDAK MOTIVASI = KASIH = RASA BERSALAH HASIL = SUKA MELAYANI = LEGALISME HAMBA = KRISTUS = DOSA 





DIMOTIVASI OLEH KASIH  

Bagaimana Allah menunjukkan kasihNya kepada kita? “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.” (Roma 5:8) Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.” (1 Yohanes 4:10)
 

  DIMOTIVASI OLEH KASIH

  Apa contoh lain yang menunjukkan kepedulian dan kasih Allah kepada kita? “TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai”(Zefanya 3:17) “Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau. ” (Lukas 13:34) “Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku. ” (Wahyu 3:20

 SAMBUTAN KASIH

 “Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita” (1 Yohanes 4:19 Kasih bisa datang hanya sebagai hasil dari, dan dalam sambutan terhadap, kasih. Tinjau 2 Korintus 5:14-21 dan perhatikan bagaimana kasih bertindak 1. Kasih tak dapat menahan. “Sebab kasih Kristus yang menguasai kami” (“compels us” “constraineth”NKJV and NIV) 2. Kasih mengubah kita. “Yang lama sudah berlalu; sesungguhnya yang baru sudah datang” 3. Kasih memberi kita misi khusus. “Kami ini adalah utusan-utusan Kristus”
  
SAMBUTAN KASIH 

 “Jawab Yesus: ''Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia. ”(Yohanes 14:23) Mengasihi Yesus termasuk menuruti perintah-Nya yang terakhir, "amanat agung" (Matius 28:19), tidak hanya Sepuluh Perintah Allah. Ketaatan terhadap amanat agung Injil untuk setiap alasan lain dibanding kenyataan bahwa kita mengasihi namun sia-sia. Inilah sebabnya mengapa mengasihi Yesus sangat penting untuk bersaksi dan penginjilan. Kasih kita kepada Tuhan dan kesediaan kita untuk bekerja dengan-Nya dalam menyelamatkan jiwa-jiwa bergantung pada pengenalan kita akan Dia. “Cinta tidak bisa lebih hidup tanpa mengungkapkan dirinya dalam tindakan seperti api dapat tetap hidup tanpa bahan bakar” E.G.W. (Testimonies for the Church vol. 1, No. 14, cp. 118 “Sympathy at Home”, pg. 695)  

DIMOTIVASI OLEH RASA BERSALAH

  Berabad-abad lamanya rasa bersalah telah digunakan untuk memotivasi orang berbuat sesuatu. Sebagai contoh: “Jika Allah telah melakukan banyak hal untuk menyelamatkan kita, bagaimanakah mungkin kita tidak turut aktif dalam penginjilan?” Apa yang salah dalam pemikiran itu? Tuhan membasuh dosa kita dan membebaskan kita dari rasa bersalah secara gratis. Kita tidak harus melakukan apa-apa untuk membayar-Nya. “Tetapi jika hal itu terjadi karena kasih karunia, maka bukan lagi karena perbuatan, sebab jika tidak demikian, maka kasih karunia itu bukan lagi kasih karunia.” (Roma 11: 6). Kita tidak perlu membayar apapun kepada Allah. “Jangan ada yang mengambil posisi, keadaan yang terbatas yang setiap karya manusia dapat membantu dalam cara yang paling mungkin untuk menghapuskan utang dari kesalahannya" E.G.W. (SDA Bible Commentary vol. 6, on Romans, 3: 20) Tuhan tidak ingin kita terlibat dalam bersaksi dan penginjilan karena kita berpikir kita berhutang kepadaNya. Sebaliknya, Dia ingin keterhubungan kita kepada-Nya sedemikian rupa sehingga mendorong kita untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan-Nya dan untuk selaras dengan hal-hal yang berarti bagi-Nya.  

DIMOTIVASI OLEH RASA BERSALAH 

  Tanggapan kita terhadap kasih Allah dapat terganggu dan terdistorsi oleh alasan lain selain rasa bersalah, misalnya: Takut tidak dibenarkan (Roma 3:19-20) Membanggakan diri dan yang lainnya, termasuk iri hati, kesombongan dan ambisi (Filipi 1:15-17; Yohanes 12:43)

SAMBUTAN LEGALISME

Setiap tindakan yang tidak dimotivasi oleh kasih menjatuhkan apa yang telah dilakukan Allah dan menekankan apa yang harus kita lakukan. Itu adalah legalisme. Legalisme berusaha untuk melayakkan keselamatan Allah melalui penurutan terhadap kehendak-Nya. “Dia yang mencoba mencapai surga dengan usaha sendiri dalam menjaga hukum, adalah sebuah usaha yang mustahil. Manusia tidak dapat diselamatkan tanpa penurutan, tetapi usaha-usahanya tidak harus menjadi dirinya sendiri; Kristus harus bekerja dalam dirinya untuk berkehendak dan melakukan pekerjaan menurut kerelaan-Nya. Jika seorang pria dapat menyelamatkan diri dengan usaha sendiri, dia mungkin memiliki sesuatu dalam dirinya di mana untuk bersukacita. Upaya yang manusia buat dengan kekuatannya sendiri untuk memperoleh keselamatan, diwakili oleh persembahan Kain. Semua yang manusia dapat lakukan tanpa Kristus tercemari dengan egoisme dan dosa, namun yang ditempa melalui iman dapat diterima oleh Allah.” E.G.W. (Review and Herald, July 1, 1890)

  HAMBA KRISTUS 

 “…sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa adalah hamba [douloV] dosa… Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka” (Yohanes 8:34,36) Meskipun perhambaan dan kebebasan adalah hal yang berlawanan dalam pemahaman kita, dalam Kristus, hal itu tidak berlawanan. “Paulus dan Timotius, hamba-hamba [douloi, slaves] Kristus Yesus…” (Filipi 1:1) “Yakobus, hamba [douloV, slave] Allah dan Tuhan Yesus Kristus…” (Yakobus 1:1) “Simon Petrus, hamba [douloV, slave] dan rasul Yesus Kristus…” (2 Petrus 1:1) Ketika kita dibebaskan dari perhambaan dosa, kita menjadi hamba Kristus. Artinya, kita berhenti melayani dosa untuk melayani Kristus. Kita disucikan, pengikut yang setia dan taat yang melayani Tuhan tanpa pamrih. “Mereka yang menyingkirkan kejahatan dari hati mereka dan mengulurkan tangan mereka dalam permohonan yang sungguh-sungguh kepada Allah akan memperoleh bantuan yang hanya Allah sendiri dapat berikan kepada mereka. Sebuah tebusan telah dibayarkan untuk jiwa-jiwa manusia, supaya mereka memiliki kesempatan untuk melepaskan diri dari jerat dosa dan mendapatkan pengampunan, kemurnian, dan surga ... Mereka yang sering mengunjungi takhta kasih karunia, mempersembahkan dengan tulus, permohonan yang sungguh-sungguh untuk hikmat ilahi dan kuasa, tidak akan gagal untuk menjadi aktif, hamba Kristus yang berguna. Mereka mungkin tidak memiliki bakat besar, tapi dengan kerendahan hati dan tetap bergantung pada Yesus mereka dapat melakukan pekerjaan yang baik dalam membawa jiwa bagi Kristus” E.G.W. (Our Father cares, August 8

Selasa, 12 Juni 2012

BIARLAH GEREJA MENGETAHUINYA

Jika kita memahami kitab Kisah Para Rasul sebagai laporan misionaris, kita dapat melihat bagaimana Lukas menceritakan bagaimana Gereja bertumbuh dengan cepat pada waktu itu, bersyukur atas campur tangan Ilahi. Penulis menuliskan tentang hasil penginjilan itu dalam laporannya. 1. Pentakosta: “Dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa” (2: 41) 2. Setelah Pentakosta: “Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.”(2: 47) 3. Menyembuhkan yang lumpuh: “banyak yang menjadi percaya… kira-kira lima ribu orang laki-laki” (4: 4) 4. Setelah kematian Ananias dan Safira: “orang yang percaya… baik laki-laki maupun perempuan”(5: 14) 5. Menyembuhkan Eneas: “Semua penduduk Lida dan Saron melihat dia, lalu mereka berbalik kepada Tuhan.”(9: 35) 6. Gereja di Antiokhia: “Sejumlah besar orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan” (11: 21) 7. Barnabas mengunjungi Antiokhia: “Sejumlah orang dibawa kepada Tuhan” (11: 24) 8. Perjalanan misionaris Paulus yang pertama:“Dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya. Lalu firman Tuhan disiarkan diseluruh daerah itu”(13:48-49) 9. Paulus dan Barnabas di Derbe: “Paulus dan Barnabas memberitakan Injil di kota itu dan memperoleh banyak murid. Lalu kembalilah mereka.” (14: 21) 10.Perjalanan misionaris Paulus yang kedua: “Makin lama makin bertambah besar jumlahnya” (16: 5) 11.Tesalonika: “Beberapa orang dari mereka menjadi yakin; dan sejumlah besar orang Yunani yang takut kepada Allah, dan tidak sedikit perempuan-perempuan terkemuka.” (17: 4) 12.Berea: “Banyak diantara mereka yang menjadi percaya; juta tidak sedikit diantara perempuan-perempuan terkemuka dan laki-laki Yunani.” (17: 12) 13.Atena: “Tetapi beberapa orang laki-laki menggabungkan diri dengan dia dan menjadi percaya, diantaranya juga Dionisius, anggota majelis Areopagus, dan seorang perempuan bernama Dmaris, dan juga orang-orang lain bersama-sama dengan mereka.” (17: 34) 14.Korintus: “Tetapi Krispus, kepala rumah ibada itu, menjadi percaya kepada Tuhan bersama-sama dengan seisi rumahnya, dan banyak dari orang-orang Korintus, yang mendengarkan pemberitaan Paulus, menjadi percaya dan memberi diri mereka dibaptis” (18: 8) 15.Efesus: “Dengan jalan ini makin tersiarlah firman Tuhan dan makin berkuasa” (19: 20)

Minggu, 17 Juli 2011

WANITA MUDA YANG SETIA

Suatu malam di sebuah kebaktian gereja seorang wanita muda merasakan panggilan Allah di hatinya. Dia menanggapi panggilan Allah dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya.

Wanita muda itu mempunyai masa lalu yang suram, pernah terlibat alkohol, narkoba, dan prostitusi. Tetapi ada suatu perubahan dalam dirinya yang tampak jelas. Seiring berjalannya waktu ia menjadi anggota setia dari gereja. Dia akhirnya menjadi terlibat dalam pelayanan, mengajar anak-anak muda.

Tidak lama kemudian, sebagaimana layaknya seorang wanita, dia jatuh cinta kepada seorang pemuda. Pemuda itu adalah seorang anak pendeta yang menjadi gembala jemaat dimana dia bergereja. Hubungan mereka tumbuh dan mereka mulai membuat rencana pernikahan. Dari sinilah kemudian timbul masalah demi masalah. Hampir semua anggota gereja berpikir bahwa wanita dengan masa lalu suram seperti itu tidak pantas untuk menjadi istri seorang anak pendeta.

Gereja mulai berdebat dan bertengkar tentang masalah ini. Jadi mereka memutuskan untuk rapat. Banyak orang membuat argumen mereka dan ketegangan meningkat, pertemuan itu menjadi semakin benar-benar di luar kendali.

Wanita muda itu menjadi sangat marah tentang semua hal-hal yang dibesarkan tentang masa lalunya. Ketika ia mulai menangis anak pendeta berdiri untuk berbicara.
Dia tidak bisa menanggung rasa sakit itu yang menyebabkan istrinya menangis. Dia kemudian berbicara dan pernyataannya adalah:

" Tidak usah kalian mengadili masa lalu tunanganku di tempat ini. Di sini, di Rumah Tuhan ini...! Apa yang sedang terjadi adalah bahwa anda-anda sekalian sepertinya sedang mempertanyakan kemampuan darah Yesus untuk membasuh dosa.."

"Hari ini anda sebenarnya telah menempatkan darah Yesus untuk kalian diadili. Jadi, apakah menurut kalian darah Yesus itu membasuh dosa atau tidak?." Seluruh gereja mulai menangis ketika mereka menyadari bahwa mereka telah memfitnah darah Tuhan Yesus Kristus.

Saudaraku yang kekasih,
Terlalu sering, bahkan sebagai orang Kristen, kita membawa masa lalu dan menggunakannya sebagai senjata untuk melawan saudara-saudara kita. Pengampunan adalah bagian yang sangat mendasar dari Injil Tuhan kita Yesus Kristus.

Jika darah Yesus tidak membersihkan atau membasuh dosa orang lain sepenuhnya maka berarti Darah Yesus juga tidak bisa membersihkan dosa kita sepenuhnya. Jika itu terjadi, maka kita semua dalam banyak masalah dan bahaya besar.

Apa yang dapat membasuh dosa-dosa saya? ... Tidak ada saudara2ku selain darah Yesus Kristus yang sudah mati bagi kita di atas kayu salib bukit Golgota.

Tuhan Sangat Memberkati Saudara2 Sekalian!

Jumat, 22 April 2011

Tuhan Tidak Menciptakan Kejahatan

"Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada?"

"Apakah kejahatan itu ada?"
Apakah Tuhan menciptakan kejahatan?"
Seorang Profesor dari sebuah universitas terkenal menantang mahasiswa-mahasiswa nya dengan pertanyaan ini.
...
"Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada?". Seorang mahasiswa dengan berani menjawab, "Betul, Dia yang menciptakan semuanya". "Tuhan menciptakan semuanya?" Tanya professor sekali lagi. "Ya, Pak, semuanya" kata mahasiswa tersebut.

Profesor itu menjawab, "Jika Tuhan menciptakan segalanya, berarti Tuhan menciptakan Kejahatan. Karena kejahatan itu ada, dan menurut prinsip kita bahwa pekerjaan kita menjelaskan siapa kita, jadi kita bisa berasumsi bahwa Tuhan itu adalah kejahatan."

Mahasiswa itu terdiam dan tidak bisa menjawab hipotesis professor tersebut. Profesor itu merasa menang dan menyombongkan diri bahwa sekali lagi dia telah membuktikan kalau agama itu adalah sebuah mitos.

Mahasiswa lain mengangkat tangan dan berkata, "Profesor, boleh saya bertanya sesuatu?" "Tentu saja," jawab si Profesor.

Mahasiswa itu berdiri dan bertanya, "Profesor, apakah dingin itu ada?" "Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja dingin itu ada. Apakah kamu tidak pernah sakit flu?" Tanya si professor diiringi tawa mahasiswa lainnya.

Mahasiswa itu menjawab. "Kenyataannya, Pak, dingin itu tidak ada. Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin itu adalah ketiadaan panas. Suhu -460F adalah ketiadaan panas sama sekali. Dan semua partikel menjadi diam dan tidak bisa bereaksi pada suhu tersebut. Kita menciptakan kata dingin untuk mendeskripsikan ketiadaan panas."

Mahasiswa itu melanjutkan, "Profesor, apakah gelap itu ada?"  Profesor itu menjawab, "Tentu saja gelap itu ada. "Mahasiswa itu menjawab, "Sekali lagi anda salah, Pak. Gelap itu juga tidak ada. Gelap adalah keadaan dimana tidak ada cahaya. Cahaya bisa kita pelajari, gelap tidak."

"Kita bisa menggunakan prisma Newton untuk memecahkan cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari berbagai panjang gelombang setiap warna." "Tapi Anda tidak bisa mengukur gelap. Seberapa gelap suatu ruangan diukur dengan berapa intensitas cahaya di ruangan tersebut. Kata gelap dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan cahaya."

Akhirnya mahasiswa itu bertanya, "Profesor, apakah kejahatan itu ada?" Dengan bimbang professor itu menjawab, "Tentu saja, seperti yang telah kukatakan sebelumnya. Kita melihat setiap hari di Koran dan TV. Banyak perkara kriminal dan kekerasan di antara manusia. Perkara-perkara tersebut adalah manifestasi dari kejahatan."

Terhadap pernyataan ini mahasiswa itu menjawab, "Sekali lagi Anda salah, Pak. Kejahatan itu tidak ada. Kejahatan adalah ketiadaan Tuhan. Seperti dingin atau gelap, kajahatan adalah kata yang dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan Tuhan."

"Tuhan tidak menciptakan kejahatan. Kejahatan adalah hasil dari tidak hadirnya Tuhan di hati manusia. Seperti dingin yang timbul dari ketiadaan panas dan gelap yang timbul dari ketiadaan cahaya." lanjut mahasiswa itu.

Profesor itu terdiam. Dan mahasiswa itu adalah....

"Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada?"
"Apakah kejahatan itu ada?"
Apakah Tuhan menciptakan kejahatan?"
Seorang Profesor dari sebuah universitas terkenal menantang mahasiswa-mahasiswa nya dengan pertanyaan ini.
...
"Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada?". Seorang mahasiswa dengan berani menjawab, "Betul, Dia yang menciptakan semuanya". "Tuhan menciptakan semuanya?" Tanya professor sekali lagi. "Ya, Pak, semuanya" kata mahasiswa tersebut.

Profesor itu menjawab, "Jika Tuhan menciptakan segalanya, berarti Tuhan menciptakan Kejahatan. Karena kejahatan itu ada, dan menurut prinsip kita bahwa pekerjaan kita menjelaskan siapa kita, jadi kita bisa berasumsi bahwa Tuhan itu adalah kejahatan."

Mahasiswa itu terdiam dan tidak bisa menjawab hipotesis professor tersebut. Profesor itu merasa menang dan menyombongkan diri bahwa sekali lagi dia telah membuktikan kalau agama itu adalah sebuah mitos.

Mahasiswa lain mengangkat tangan dan berkata, "Profesor, boleh saya bertanya sesuatu?" "Tentu saja," jawab si Profesor.

Mahasiswa itu berdiri dan bertanya, "Profesor, apakah dingin itu ada?" "Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja dingin itu ada. Apakah kamu tidak pernah sakit flu?" Tanya si professor diiringi tawa mahasiswa lainnya.

Mahasiswa itu menjawab. "Kenyataannya, Pak, dingin itu tidak ada. Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin itu adalah ketiadaan panas. Suhu -460F adalah ketiadaan panas sama sekali. Dan semua partikel menjadi diam dan tidak bisa bereaksi pada suhu tersebut. Kita menciptakan kata dingin untuk mendeskripsikan ketiadaan panas."

Mahasiswa itu melanjutkan, "Profesor, apakah gelap itu ada?"  Profesor itu menjawab, "Tentu saja gelap itu ada. "Mahasiswa itu menjawab, "Sekali lagi anda salah, Pak. Gelap itu juga tidak ada. Gelap adalah keadaan dimana tidak ada cahaya. Cahaya bisa kita pelajari, gelap tidak."

"Kita bisa menggunakan prisma Newton untuk memecahkan cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari berbagai panjang gelombang setiap warna." "Tapi Anda tidak bisa mengukur gelap. Seberapa gelap suatu ruangan diukur dengan berapa intensitas cahaya di ruangan tersebut. Kata gelap dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan cahaya."

Akhirnya mahasiswa itu bertanya, "Profesor, apakah kejahatan itu ada?" Dengan bimbang professor itu menjawab, "Tentu saja, seperti yang telah kukatakan sebelumnya. Kita melihat setiap hari di Koran dan TV. Banyak perkara kriminal dan kekerasan di antara manusia. Perkara-perkara tersebut adalah manifestasi dari kejahatan."

Terhadap pernyataan ini mahasiswa itu menjawab, "Sekali lagi Anda salah, Pak. Kejahatan itu tidak ada. Kejahatan adalah ketiadaan Tuhan. Seperti dingin atau gelap, kajahatan adalah kata yang dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan Tuhan."

"Tuhan tidak menciptakan kejahatan. Kejahatan adalah hasil dari tidak hadirnya Tuhan di hati manusia. Seperti dingin yang timbul dari ketiadaan panas dan gelap yang timbul dari ketiadaan cahaya." lanjut mahasiswa itu.

Profesor itu terdiam. Dan mahasiswa itu adalah....

Albert Einstein.
 
Albert Einstein.